Saturday, November 21, 2015

Kisruh Permintaan Saham Freeport: Perang antar Geng Mafia Tambang



“Kisruh Permintaan Saham Freeport: Perang antar Geng Mafia Tambang”


Langkah Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan anggota DPR yang “meminta” saham Freeport, dengan mencatut nama Presiden RI dan Wapres, ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) layak diapresiasi. Untuk selanjutnya, MKD harus segera merespon laporan itu dengan memanggil anggota DPR terlapor.

Pernyataan itu disampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie M Massardi (19/11). Hanya saja, Adhie memberikan catatan. “Tetapi, keberanian Sudirman Said ini (melaporkan) tidak bisa disebut sebagai prestasi atas kinerjanya sebagai Menteri ESDM,” kata Adhie M Massardi.

Menurut Adhie, sebagai Menteri ESDM, kebijakan Sudirman Said dalam mengelola ESDM Indonesia sangat buruk. Nyaris tidak ada kontrak karya dengan pihak asing yang menguntungkan bangsa Indonesia. “Dalam kasus PT Freeport, misalnya, kalau publik tidak meributkannya, pasti kontraknya akan segera diperpanjang, sekalipun itu menyalahi UU karena belum saatnya diperpanjang,” ungkap Adhie.

Adhie berharap langkah Sudirman Said (melaporkan anggota DPR peminta saham) ini bukan untuk mengelabui publik dan ‘menyandera’ Presiden Jokowi agar tidak jadi me-reshuffle Sudirman.

“Sebab kalau Sudirman Said memang mau menyelamatkan ESDM RI dari tangan para mafia, dia juga harus membeberkan pejabat, politisi, dan bekas pejabat kita yang memiliki saham secara melawan hukum dalam perusahaan-perusahan di sektor ESDM. Jadi bukan hanya yang ‘akan’ minta, tapi yang sudah mengangkangi selama bertahun-tahun,” jelas Adhie.

Adhie mempredikasi Sudirman Said tidak akan berani menyelamatkan ESDM dari tangan para mafia. “Beranikah Sudirman Said mengungkap yang demikian itu? Kalau tidak berani, bukan mustahil peristiwa ini merupakan perang ‘antar-gang’ mafia tambang belaka,” pungkas Adhie.

Red

sumber : http://www.intelijen.co.id/kisruh-permintaan-saham-freeport-perang-antar-geng-mafia-tambang/

Baca Juga :
- Berita Politik Dalam Negeri 2015

No comments: