Saturday, June 10, 2017

Ahok dan Jokowi sama saja ?

Ahok dan Jokowi sama saja?
Oleh: Muslim Arbi

Apa beda menghina Al Maidah 51 dan menangkap dan mengkriminalkan para Ulama, Tokoh dan Aktifis yang memperjuangkan agar si Penista Al Maidah 51 di Tangkap dan di Adili?

Dari logika yang sederhana saja sudah bisa menyimpulkan bahwa menghina dan mengkriminalkan Para Tokoh dan Ulama yang telah berjuang keras bela kesucian Al Quran sama saja.

Dari logika sederhana di atas, sebetulnya jika mencoba memahami peran Ahok dan Jokowi sama saja. Beda nya Ahok sebagai pelaku langsung, sedangkan jokowi gunakan aparat. Nabok nyilih tangan. Istilah ini sangat populer di saat Anas Urbaningrum, kritik SBY saat itu atas kasus yang menimpa nya.

Perlakuan Polisi terhadap Habib Rizieq, Ustadz Alkhaththath, Rizal, dan Jamran, juga Zainuddin Arsyad dll sama saja. Cuma beda pada kasus2 yang di tuduhkan. Kenapa sama? Karena mereka semua itu adalah para Ulama, tokoh dan aktifis yang lantang suarakan Tangkap Ahok.

Apalagi peran Habib Rizieq lebih kencang lagi di serang oleh Jokowi karena bisa saja Rizieq di anggap sebagai penyebab kekalahan Ahok di Pilgub DKI dan Masuk Penjara. Padahal tudingan rezim dan koalisi nya terhadap Rizieq itu salah alamat dan berlebihan. Kekalahan Ahok dan akibat nya dia meringkuk di penjara akibat kesalahan nya sendiri. Bukan faktor lain.

Selain Habib Rizieq yang di anggap sebagai penghancur agenda politik Jokowi, taipan dan partai2 koalisi pendukung nya, adalah Amien Rais. Pak Amien di anggap juga sebagai duri dalam daging bagi Rezim Jokowi. Karena Pak Amien juga tidak kalah vokal di banding Rizieq, Sang Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu.

Maka Amien Rais, Sang Bapak Reformasi itu pun harus di bungkan dengan cara mencari cari kesalahan nya. Nah di sini, kpk di jadikan sebagai alat untuk bungkam Guru Besar Ilmu Politik UGM itu.

Apalagi belakangan Amien gencar desak usut tuntas kasus2 dugaan korupsi Ahok yang masih mangkarak di KPK. Terutama Sumber Waras dan Reklamsi yang akan menyeret nama Jokowi juga. Bahkan dalam kasus Reklamasi ditengarai ada dana politik Pilgub DKI Rp 10 Triliun.

Nah, jika Amien Rais, dan Habib Rizieq yang sekarang di incar Rezim Jokowi, karena semula sangat lantang suarakan Tangkap Ahok, karena Kasus Penistaan Al Maidah 51 dan lalu kedua Tokoh itu di kriminalkan dan di cari2 kesalahan oleh Jokowi, maka sama saja. Tidak ada beda. Ahok si Penista dan Jokowi mengkriminalkan mereka yang bersuara lantang agar si penista di hukum.

Jadi, jika sampai hari ini tindakan kriminalisasi Ulama, Tokoh dan Aktifis berlangsung terus menerus oleh Jokowi dengan gunakan Polisi dan KPK  itu dapat dianggap tindakan bela si Penista dan menghina Ulama, Aktifis dan Tokoh Reformasi. Nah itu yang tidak boleh terjadi dan di lanjutkan oleh Jokowi, jika Rezim ini mau bertahan lama di mata Umat dan Rakyat Indonesia.

Baca juga
- Kolom Politik 

No comments: