Thursday, April 5, 2018

Deddy Mizwar Turut Lontarkan Kritik atas Puisi Kontroversi Sukmawati

# Deddy Mizwar Turut Lontarkan Kritik atas Puisi Kontroversi Sukmawati

Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar, turut mengkritisi puisi berjudul 'Ibu Indonesia' karya Sukmawati Soekarnoputri yang menuai kontroversi. Ia mengatakan, puisi itu menempatkan orang lain dalam posisi tidak penting, sehingga dirinya juga memandang Sukmawati sebagai sosok yang tidak penting.

"Pertama, itu puisi ya, puisi ciptaannya. Yang kedua, isinya menganggap orang lain tidak penting. Jadi ya enggak usah dianggap, dia juga tidak penting," kata Demiz –sapaan akrabnya– di Kabupaten Bandung Barat, Rabu (4/4/2018).

Dalam puisi tersebut, Sukmawati mengatakan tidak mengenal syariat Islam, kemudian mengungkap perihal cadar dan lantunan azan. Ketika ditanya, apakah hal itu sangat sensitif? Demiz membenarkannya. Persoalannya, Sukmawati tidak memiliki kepekaan sehingga puisi 'Ibu Indonesia' lahir dan dibacakan.

"Bukan sangat sensitif (lagi), yang menulisnya tadi, yang mengucapkan (membacakan), kurang memiliki kepekaan," ungkap pasangan dari calon wakil gubernur Dedi Mulyadi ini.

Demiz melanjutkan, jika Sukmawati memiliki pandangan soal kebhinekaan ataupun agama, seharusnya itu hanya dijadikan konsumsi pribadi. Sebab, hal tersebut menjadi persoalan ketika diungkapkan di hadapan publik.

"Setiap orang punya hak untuk mengemukakan pendapat. Tapi kalau diinikan (diungkapkan) di tempat umum, saya kira kurang sensitif, kurang peka terhadap masalah-masalah kebangsaan, keragaman, bukan hanya Islam, (tapi) enggak setuju dengan keragaman," jelasnya.

"Ini bahaya. Islam dan tradisinya sudah hadir di sini, ini kan mau ditiadakan. Kalau orang lain ditiadakan, maka orang yang meniadakan tadi harus juga ditiadakan, dianggap tidak ada," tegasnya.

Lalu, apa yang harus dilakukan Sukmawati setelah puisinya menuai kontroversi? "Tobat dulu, tobat lah, istighfar," tandas Demiz

sumber : www.okezone.com

Baca juga
Berita Politik Dalam Negeri Indonesia Tahun 2018

No comments: